Strategi Marketing Digital yang Ningkatin Penjualan Kamu
Halo sobat dunia kampus! di kesempatan ini saya akan membagikan esai tentang bagaimana memanfaatkan inovasi yang ada untuk memaksimalkan media sosial dan strategi SOSTAC untuk berbagai keperluan marketing yang efektif dan efisien. Selamat Membaca!
Pemanfaatan Inovasi Media Sosial dan SOSTAC Sebagai Strategi Digital Marketing
Pemasaran atau Marketing adalah hal penting dalam dunia
bisnis. Pemasaran adalah sarana dalam mengkomunikasikan dan menyampaikan produk
yang kita jual. Di luar sana banyak sekali cara dan taktik dalam dunia
marketing, salah satunya adalah Digital
Marketing.
Digital Marketing menjadi sebuah perkembangan teknologi di dunia
pemasaran yang akhir – akhir ini berkembang sangat pesat. Digital marketing atau
pemasaran digital itu sendiri merupakan suatu kegiatan pemasaran atau promosi
sebuah brand atau produk menggunakan
media digital atau internet yang bertujuan untuk menarik konsumen dan calon konsumen
secara cepat.
Pemasaran digital
mencakup semua aspek yang ingin diketahui oleh para pelanggan, karena dunia
digital kini adalah sumber hiburan yang sekaligus menjadi tempat mendapatkan
berita, berinteraksi sosial, dan menarik konsumen. Semua yang ingin diketahui
orang dapat dengan mudah ditemukan di internet tanpa batasan media, tanpa
menunggu apa yang dikatakan oleh teman atau kerabat.
Digital Marketing
menjadi sangat bermanfaat di masa Pandemi Covid-19 ini karena pemasaran
konvensional sulit untuk dilakukan. Sehingga, Digital Marketing menjadi
satu-satunya cara untuk terus memasarkan produk kepada konsumen.
Lalu, seberapa
pentingkah Digital Marketing? Dan bagaimana cara dan prospek ke depannya?
Sebelum membahas itu semua, mari kita ketahui terlebih dahulu bagaimana prospek
pekembangan Digital Marketing.
Menurut data dari
Hootsuite, pada Januari 2019 total populasi Indonesia mencapai 268.2 juta
orang, dengan pengguna internet sebanyak 150 juta orang. Dan dari 150 juta
orang itu, 130 juta diantaranya merupakan pengguna aktif sosial media yang
diakses melalui smartphone. Besarnya pengguna internet di Indonesia merupakan
sebuah aset yang sangat penting bagi bangsa Indonesia. Bahkan, bisa dikatakan
jika sebuah startup atau perusahaan rintisan ingin memenangkan pasar di kawasan
Asia Tenggara, maka ia hanya harus memenangkan pasar di Indonesia.
Dilihat dari gambaran
tersebut, sebagian pemasar semakin gencar dalam mengembangkan pemasaran digital
dan meninggalkan pemasaran konvensional. Dapat pula kita rasakan, penggunaan
pemasaran konvensional memang sudah tidak seefektif dulu, masyarakat sudah
mulai tidak tertarik pada papan iklan di pinggir jalan ataupun membaca brosur.
Semuanya seakan lebih mudah dan efektif hanya dalam genggaman tangan, para
pemasar pun akan dapat memasarkan produk mereka dengan tepat sasaran tanpa
membuang biaya iklan yang besar.
Selain itu, masih dalam
data Hootsuite Januari 2019 tentang persentase pengguna aplikasi sosial media
di Indonesia. Youtube berada di peringkat pertama dengan persentase sebanyak
88%. Kemudian, disusul Whatsapp pada peringkat kedua dengan persentase sebanyak
83%. Lalu, ada Facebook dengan persentase 81% dan Instagram 80%. Keempat
Platform tersebut sudah tidak asing lagi di telinga kita, bahkan hampir semua dari
kita memiliki akun di keempat platform tersebut.
Besarnya potensi
tersebut kemudian cenderung meyakinkan bisnis untuk terus memanfaatkan sosial
media sebagai saluran pemasaran. Dengan hadirnya bisnis di sosial media,
penyedia sosial media pun mendapatkan keuntungan dan kemampuan untuk terus
berinovasi mengembangkan sosial media agar terus relevan dengan kebutuhan
bisnis. Jelas, ini adalah relasi yang saling menguntungkan.
Lalu, inovasi seperti
apa yang dilakukan para pengembang sosial media agar relevansi terus terjadi? Pada
2020, jika kita perhatikan, update
version dari platform – platform tersebut mengarah pada penambahan ruang
iklan dan fitur – fitur pemasaran.
Yang pertama, yang
cukup mengejutkan hadir dari platform Instagram, pada akhir 2020, update
version Instagram mengubah task
notification menjadi shopping page. Hal
ini mendorong para pengguna Instagram untuk semakin sering melihat iklan tetapi
dalam bentuk yang tidak menganggu karena berbentuk konten asli (native content), kemudian jika tertarik
dengan produk tersebut pilihan untuk membelinya sangat mudah dan pembeli
langsung diarahkan pada berbagai metode pembelian, pembayaran, dan pengiriman.
Tidak hanya itu,
Instagram juga memasukkan tren omni-channel
yang mengombinasikan berbagai saluran pemasaran menjadi satu dalam sosial
media. Inovasi ini juga dikembangkan untuk menghadapi pandemi dengan melibatkan
aplikasi-aplikasi pengantar makanan seperti GrabFood ataupun GoFood.
Selanjutnya adalah terkait dengan jual beli dengan melibatkan teknologi
realitas tertambah (Augmented Reality), yang biasa kita kenal dengan filter AR.
Filter AR ini menambah interaksi antar pengguna dan merupakan teknologi
interaksi yang tidak menyulitkan sehingga mudah untuk digunakan oleh siapapun
yang menggunakan sosial media.
Yang Kedua, pada
aplikasi Youtube contohnya, jika dahulu iklan sebelum video hanya ada satu
iklan dari satu brand, pada pertengahan 2020, iklan pada awal video youtube
menjadi dua buah iklan dari dua brand berbeda. Kemudian, jika kita menginginkan
tidak ada iklan di awal video, kita harus berlangganan Youtube Premium.
Sepertinya sangat disayangkan, platform dengan pengguna terbanyak di Indonesia
ini, terhitung masih lambat untuk mengembangkan fitur jual beli untuk para
kreator ataupun bisnis.
Setelah kita mengetahui
bagaimana besarnya pasar di Indonesia dan dukungan social media marketing, Saatnya kita membahas salah satu model
perencanaan digital marketing yaitu SOSTAC (Situation
analysis, Objectives, Strategy, Tactics, Action, Control). SOSTAC merupakan
model perencanaan pemasaran agar lebih efektif dalam penerapan pemasaran
digital perusahaan untuk pemasaran produk. SOSTAC bisa digunakan juga sebagai
kerangka perencanaan untuk mengidentifikasi masalah marketing pada suatu
pemasaran produk.
Berikut ini penjelasan
tahapan-tahapan dalam SOSTAC yang terdiri dari enam yaitu analisis situasi,
tujuan, strategi, taktik, aksi, dan kontrol yang akan menjadi dasar untuk
mengidentifikasi masalah suatu pemasaran pada perusahaan sehingga dapat menghasilkan
perencanaan pemasaran yang efektif.
1.
Analisis
Situasi (Situation Analysis)
Tahap ini Bertujuan
untuk menganalisa situasi dari proses pemasaran yang sedang berjalan pada
perusahaan. Pertanyaan yang cocok digunakan adalah “where we are now?” tahap ini memerlukan Analisa agar kita
mengetahui apa tujuan utama usaha, kompetitor, konsumen, kapabilitas internal
dan branding.
2.
Tujuan
(Objectives)
Tahapan ini fokus
terhadap tujuan-tujuan yang terukur dan realistis yang ingin dicapai melalui
strategi yang akan dirumuskan. Penetapan strategi dengan menggunakan metode 5S.
5S adalah singkatan dari Sell, Serve,
Speak, Save, and Sizzle.
3.
Strategi
(Strategy)
Pada tahap ini
Pertanyaan yang cocok digunakan adalah “How
do we get there?” Perencanaan strategi akan menggunakan metode STOP and
SIT. STOP (Segment, Target Market, Online
Value Proposition (OVP), dan
Positioning).
4.
Taktik
(Tactics)
Pada tahap ini
Pertanyaan yang cocok digunakan adalah “How
exactly do we get there?” tahap ini membahas strategi secara lebih detail,
seperti penjadwalan kegiatan pemasaran, contohnya giveaway, kuis, survey, live Instagram
dan sebagainya.
5.
Aksi
(Action)
Pada tahap ini yaitu
menjalankan taktik yang telah dirumuskan dalam bentuk aksi yang terukur di
lapangan market place yang
sebenarnya. Dapat dibuat berupa rangkaian proses kerja yang terstruktur dan
terjadwal berupa flow chart, gantt chart,
table activity based time dan tak kalah penting mempersiapkan manajemen
resiko.
6.
Kontrol
(Control)
Di tahap terakhir ini
yaitu proses kontrol, merupakan tahapan untuk memeriksa atau mengevaluasi
secara berkala apakah action sesuai tujuan perusahaan sudah berhasil atau belum
maksimal. Perhatikan taktik-taktik yang sudah ditetapkan dan lakukan kontrol
saat melaksanakan semua taktik tersebut. Hal ini juga dapat disebut Key
Performance Indicator (KPI).
Itulah tadi beberapa paparan mengenai prospek dan perkembangan digital marketing di Indonesia juga strategi SOSTAC yang bisa diterapkan. Satu hal yang perlu diingat adalah, sosial media di masa depan tidak akan surut untuk mengambil peran dalam masyarakat. Meski berulang kali para ilmuwan mengatakan betapa berbahayanya sosial media pada demokrasi, namun para pengguna seperti tidak peduli. Pada akhirnya, tergantung bagaimana kita menggunakannya dan memanfaatkan peluang yang ada.
_________
Alfiana Sukma Nabila
1706620036
S1 Akuntansi A 2020
_________
Referensi
Dedi Purwarna Channel. 2021, 29 Maret.
Digital Marketing - Part#1 [Video]. Youtube.
https://www.youtube.com/watch?v=n9yB-KGt_2k&t=320s (diakses pada 30 Maret 2021)
ElSamara. (2020, June 9). SOSTAC Sebagai Strategi
Digital Marketing. Diambil kembali dari https://elsamara.id/:
https://elsamara.id/sostac-sebagai-strategi-digital-marketing/#:~:text=SOSTAC%20merupakan%20model%20perencanaan%20pemasaran,marketing%20pada%20suatu%20pemasaran%20produk. (diakses pada 2 April 2021)
JurnalEntrepreneur.
(2021). Pengertian, Kelebihan, Jenis dan Strategi Digital Marketing.
Retrieved from www.jurnal.id:
https://www.jurnal.id/id/blog/mengenal-digital-marketing-konsep-dan-penerapannya/
(diakses pada 2 April 2021)
Ramadhan, B. (2020, July 8). Perkembangan
Media Sosial yang Bisa Jadi Inspirasi Marketing Bisnismu. Diambil kembali
dari https://teknoia.com/:
https://teknoia.com/perkembangan-media-sosial-inspirasi-marketing-3179f5a0c282 (diakses pada 2 April 2021)
Artikelnya menarik dan bagus. Terima kasih infonya
BalasHapusArtikelnya menarik dan mudah dipahami
BalasHapussangat informatif, penyampaiannya pun keren!
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusArtikelnya keren banget, terimakasih author
BalasHapusArtikel kerennn bermanfaatt maksihh
BalasHapus